Jumat, 19 Oktober 2018

AKUNTANSI  PERSEDIAAN

A.   PERSEDIAAN DI PERUSAHAAN DAGANG
Pengertian persediaan merupakan barang-barang yang dibeli oleh perusahaan dengan tujuan untuk dijual kembali dengan tanpa mengubah bentuk dan kualitas barang, atau dapat dikatakan ada proses produksi sejak barang dibeli sampai dijual kembali oleh perusahaan. Sistem pencatatan untuk persedian ada 2 yaitu :
1)    Sistem Priodik/Fisik
Sistem pencatatan persediaan dimana perusahaan tidak setiap saat mencatat mutasi persediaan baik kuantitas maupun biayanya pada akun persediaan.
Ciri sistem ini diterapkan pada :
·        Perusahaan kecil yang penjual barang secara eceran
·        Harga barang murah
2)    Sistem Perpetual
Sistem yang pencatatan persediaan dimana perusahaan akan mencatat setiap mutasi persediaan baik kuantitas/biaya pada akun persediaan. Sistem ini sering diterapkan oleh perusahaan dengan harga barang perunit. Terdapat beberapa metode antaranya:
·        Metode Identifikasi Khusus
Dengan metode ini, setiap barang yang masuk(dibeli) diberi identifikasi khusus yang menunjukkan harga satuan sesuai faktur yang diterima.
·        Metode Rata-rata
Karena setiap transaksi pembelian harus dihitung  harga beli rata-rata tiap satuan, sehingga harga setiap satuan selalu berubah-ubah. Harga rata-rata tiap satuan, sebagai dasar untuk menghitung harga pokok penjualan.
·        Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP)/FIFO
Menghitung harga pokok penjualan dengan anggapan barang yang masuk pertama adalah barang yang dijual lebih dulu atau kekurangannya mengambil barang yang masuk berikutnya.
·        Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP)
Menghitung harga pokok penjualan dengan anggapan barang yang terakhir masuk yang lebih dulu dijual dan kekurangannya mengambil barang yang masuk sebelumnya.

B.   PERSEDIAAN DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Ada 3 jenis persediaan di perusahaan manufaktur :
1.     Persediaan Bahan Baku (raw material inventory)
Merupakan barang yang berwujud bahan baku yang akan diproses menjadi barang jadi atau setengah jadi. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi dikelompokkan menjadi bahan baku langsung dan bahan baku tidak langsung.
§  Bahan Baku Langsung (Direct Material)
Semua bahan baku yang merupakan bagian dari barang jadi yang dihasilkan.
§  Bahan Baku Tidak Langsung (Indirect Material)
Bahan baku yang ikut berperan dalam proses produksi tetapi tidak secara langsung tampak pada barang yang dihasilkan.
2.     Persediaan Barang Dalam Proses (work in process inventory)
Persediaan barang jadi adalah bahan yang telah diproses tetapi belum menjadi produk jadi.
§  Biaya Bahan Langsung
§  Biaya Upah Langsung
§  Biaya Overhead Pabrik
3.     Persediaan Barang Jadi (finished goods inventory)
Merupakan barang yang sudah selesai dikerjakan dalam proses produksi dan siap untuk dijual ke konsumen. Selain itu barang jadi yang merupakan hasil produksi suatu perusahaan industri baik sebagai hasil produk selesai.



CONTOH SOAL :
Pada tanggal 2 maret 2017 Ny. Sri membuka usaha dengan nama UD. ABAL-ABAL transaksi yang terjadi selama bulan Maret 2017 adalah sebagai berikut :
2 Maret  : Dijual 2 unit barang dagangan dari Toko Daya senilai Rp2.000.000
                Secara kredit. Harga Pokok Penjualan Rp500.000
8 Maret  : Dibeli 2 unit perlengkapan senilai Rp500.000
10 Maret          : Dikembalikan barang dari Toko Daya senilai Rp500.000. Harga
                Pokok Penjualan Rp100.000
12 Maret          : Dibeli 30 unit peralatan senilai Rp2.250.000 secara kredit
15 Maret          : Dibayar utang kepada  Rp100.000 dari transaksi tanggal 12 Maret
20 Maret          : Dijual 3 unit barang dagangan senilai Rp1.500.000
22 Maret          : Dibeli 10 unit barang dagangan dari Fa Rahayu Rp2.500.000 dengan
                Dengan syarat 2/10, n/30
25 Maret          : Dibeli 20 unit  barang dagang dari FaIndah Rp8.500.000 dengan
                  syarat 2/10  n/30
28 Maret          : Dibeli 3 unit barang dari Garuda Food Rp2.250.000 dengan syarat
                2/10 n/30
30 Maret          : Diterima kembali barang dagang yang telah dijual dari Toko Food
                Rp440.000 karena tidak sesuai dengan pesanan HPP 400.000

UD. ABAL-ABAL
JURNAL UMUM
PER MARET 2017

TGL
KETERANGAN
REF
DEBET
KREDIT
2
Piutang dagang
     Penjualan
     PPN keluaran
HPP
     Persediaan barang dagang

Rp11.000.000


Rp     500.000


Rp10.000.000
Rp  1.000.000

Rp     500.000
8
Persediaan
Ppn masukan
     Kas

Rp    500.000
Rp      50.000


Rp     550.000
10
Retur penjualan
PPN keluaran
     Piutang dagang
Persediaan
     HPP

Rp    500.000
Rp      50.000

Rp    100.000


Rp    550.000

Rp    100.000
12
Persediaan
Ppn masukan
     Utang dagang

Rp 2.250.000
Rp     225.000



Rp2.475.000
15
Utang dagang
     Persediaan
     Ppn masukan

Rp110.000


Rp100.000
Rp10.000
20
Kas
     Penjualan
     Ppn keluran
HPP
     Persediaan

Rp1.650.000


Rp    250.000

Rp1.500.000
Rp   150.000

Rp    250.000

22
Persediaan
Ppn masukan
     Utang dagang

Rp2.500.000
Rp    250.000


Rp2.750.000
25
Persediaan
Ppn masukan
     Utang dagang

Rp8.500.000
Rp    850.000



Rp9.350.000
28
Persediaan
Ppn masukan
     Utang dagang

Rp2.250.000
Rp   225.000


Rp2.475.000
30
Retur penjualan
     Piutang dagang
     Ppn keluaran
Persediaan
     HPP

Rp   484.000


Rp    400.000


Rp    440.000
Rp      44.000

Rp    400.000

CONTOH SOAL DENGAN METODE FIFO DAN METODE LIFO
Diketahui data persediaan barang X pada bulan maret 2017 adalah sebagai berikut:
8 Maret      Pembelian            2 Unit         @Rp250.000       =Rp   500.000
12 Maret    Pembelian            30 Unit       @Rp  75.000       =Rp2.250.000
22 Maret    Pembelian           10 Unit       @ Rp250.00        =Rp2.500.000
25 Maret    Pembelian            20Unit        @Rp425.000       = Rp8.500.000
28 Maret    Pembelian           5 Unit         @Rp450.000       =Rp2.250.000     +
Barang yang  untuk dijual bulan maret 2017 68 Unit                  =Rp15.900.000

1.     Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP)/First in First Out (FIFO)
Menurut metode ini, barang yang lebih dulu masuk (dibeli) dianggap yang lebih dulu keluar (dijual). Nilai persediaan akhir dihitung dengan cara mengalikan barang yang masih ada dengan harga per satuan. Perhatikan contoh dibawah. Misalkan, persediaan akhir barang dagang sebesar 32 unit dapat diasumsikan bahwa barang tersebut terdiri dari:
-         7 unit dari pembelian tanggal 22 maret 2017
-         20 unit dari pembelian tanggal 25 maret 2017
-         5 unit dari pembelian tanggal 28 maret 2017
Nilai persediaan barang X pada tanggal 31 maret 2017 adalah :
7   Unit       @Rp250.000        = Rp2.500.000
20 Unit       @Rp425.000        =Rp8.500.000
5   Unit       @Rp450.000        =Rp2.250.000     +
                                                   Rp13.250.000


2.     Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP)/Last In First Out (LIFO)
Metode ini, barang yang terakhir masuk dianggap barang yang lebih dulu keluar. Nilai persediaan akhir dihitung dengan  cara mengalikan barang yang masih ada dengan harga per satuan. Perhatikan contoh dibawah. Misalkan persediaan akhir barang dagang sebesar 32 unit, dapat diasumsikan bahwa barang tersebut terdiri dari:
-         2   Unit dari pembelian tanggal 8 maret 2017
-         30 Unit dari pembelian tanggal 12 maret 2017
Nilai persediaan barang X pada tanggal 31 maret 2017 adalah:
2   Unit       @Rp250.000        =Rp   500.000
30 Unit       @Rp  75.000        =Rp2.250.000      +
                                                   Rp2.750.000